Teringat dulu waktu pertama-tamanya belajar komputer+belajar hardware, wah perjuangan yang luamayan capek, disurh mengahafal perhitungan cylinder, setting jumper dan lain-lain termasuk ngrakit komputer pun harus hafal fungsi dari kabel ini dan itu berikut letak dan warnanya. Benar-benar pelajaran yang sampai saat ini tidak bisa aku hafalkan, maklum aku bukan orang yang suka menghafalkan angka-angka padahal terjun di komputer tapi tidak suka itung-itungan, aneh ya?
kata tutorku, menghapalkan yang begituan merupakan hal yang wajib untuk menjadi teknisi komputer, untunglah sampai sekarang aku tidak hapal yang begituan, sebab sekarang aku tahu bagian teknisi merupakan pegawai yang gajinya lumayan kecil dibandingkan analyst, programmer, dan manager. beliau beralasan, meskipun saat ini (pada waktu itu) sudah keluar model motherboard yang bisa mendeteksi harddisk secara otomatis, tapi pengetahuan sperti itu tetap saja diperlukan bila sedang menangani motherboard yang harus mengeset hardisk secara manual.Saat itu aku percaya saja, karena posisiku sebagai murid yang belum tahu apa-apa. setelah cukup lama berkecimpung dalam dunia komputer, ternyata dalam penanganan hardware aku hampir tidak pernah menemukan motherboard yang tidak mendetek harddisk secara otomatis, semuanya tinggal plug and play. mulai saat itulah mitos yang ditanamkan tutor saya mulai saya hilangkan, yach di samping hampir tidak berguna juga memang aku sampai sekarang tidak bisa.
Memang aku akui penyataan tutor yang seperti itu betul adanya, kalau kita bisa setting jumper, memahami perhitungan cylinder harddisk, dan pengetahuan dasar lain sebagainya, kita akan lebih leluasa dan lebih mudah untuk memahami komponen komputer tanpa ketergantungan dengan otomatisasi, tapi masalahnya sekarang banyak sekali perkembangan teknologi yang lebih penting untuk diikuti daripada sekedar bernostalgia dengan masa lalu. yach tantu saja tidak ada yang menyangkal kalau kita bisa balance diantara keduanya itu lebih baik.
Setelah memasuki dunia pemrograman aku juga mendapat paradigma yang hampir serupa, diantara dosen dan kakak-kakak pembimbing ada juga yang bersikukuh scripting konvensional from the scratch lebih baik daripada menggunakan pemrograman visual. karena logika pemrograman lebih bisa dikuasai dan juga lebih bisa mengontrol alur dan efisiensi skrip pemrograman.
beberapa diantara mereka ada yang menyarankan untuk hanya menggunakan text editor untuk mengetikkan script, daripada menggunakan ide (intergrated development environment) yang canggih. hanya membuat kita ketergantungan dan bodoh karena terlalu dimanja.
pertama aku juga setuju dengan pendapat tersebut, terutama karena yang berbicara seperti itu adalah para veteran pemrograman, tapi setelah lama mempelajari berbagai macam bahasa pemrograman (lama belajar tapi tetep nggak bisa), sepertinya kepercayaan pada paradigma seperti itu juga sudah mulai luntur. penggunaan ide, terutama yang sudah mengintegrasikan rad (rapid application development) tetap menjadi pilihan utama.
istilahnya orientasi saya sekarang adalah by market bukan by research atau by concept, apa yang bisa lebih banyak laku dan lebih produktif itu yang saya pelajari sekarang.
memang benar penggunaan ide menimbulkan ketergantungan dan juga seringkali hasil program membengkak beberapa kali lipat dibandingkan dari hasil scripting konvensional, tapi masalahnya sekarang market sedang tidak mau tahu dengan urusan yang begituan, apalagi dukungan hardware yang semakin bagus, sekarang orientasi dari market adalah efisiensi waktu, mana yang cepat itu yang akan mengusai perdagangan.
bayangkan saja untuk membuat sebuah program dengan ui (user interface) yang lumayan (belum begitu bagus), terkadang saya harus menghabiskan beberapa jam untuk mendisain tampilan saja, belum lagi untuk menangani event handling, terkadang harus belajar ekstra untuk menghafalkan event handling yang tersedia termasuk parameter dan tipe kembaliannya. sedangkan dengan menggunakan ide yang canggih, terutama ide visual dan bertipe rad, saya hanya tinggal klik sana dan sini untuk mendapatkan fungsi yang sesuai, perancangan ui pun hanya membutuhkan beberapa menit sudah termasuk animasi gambar untuk mempercantik tampilan. event handling, semua sudah tersedia tinggal digunakan mana yang sesuai dengan selera, tinggal berkonsentrasi pada logic program saja. walhasil kerja satu pekan bisa dipadatkan menjadi 2-3 hari, bahkan mungkin bisa menjadi hitungan jam dengan hasil yang lebih baik karena fasilitas debugging yang sangat keren.
Tahu begini mendingan saya belajar menggunakan ide dari dulu, biar bisa mencari ide yang paling cocok dan comfortable untuk efisiensi kerja. sedangkan pemrograman konvensional, hanya sebatas untuk mengerjakan tugas kuliah saja yang masih berparadigma from the scratch.
yach kalau anda sekarang sedang mempelajari scripting saya cuma bisa menyarankan carilah ide yang canggih dan paling cocok untuk anda, selain mempermudah pembelajaran juga meningkatkan efisiensi kerja. tapi bagaimanapun juga ini cuma saran sepihak dari saya, anda boleh setuju atau tidak.
Berikut contoh IDE untuk masing-masing bahasa pemrograman (yang saya kenal) :
- Java = Eclipse, NetBeans, JBuilder, dll
- Object Pascal = Delphi, Lazarus, Kylix
- C / C++ = Visual C++
- PHP + HTML = DreamWeaver, PHP Designer
- Basic = Visual Basic, GAMBAS
Text Editor yang cukup Canggih :
- UltraEdit / UEStudio
- NotePad++
- EditPlus
- Hampir semua editor dari Linux
ada yang mau nambahi .........
Komentar