Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 5, 2007

Puisi Kenangan (Part 3)

ASA SANG MALAM Ketika telah larut malam Sedang purnama mengulum senyum Adalah awal mula tersusun sejuta damba Bersama lajunya dini. Terpacu roda perjuangan Tuk campakkan segala penghalang Menghapus kehampaan nan suram Dalam pesona malam Terlintas bayang-bayang ceria Merona pada garis-garis angan Tak sedetik bayang menghilang Bahkan kadang berbunga dalam mimpi Bersama hasrat yang tak terkatakan Aku coba genggam engkau dengan cerita lara Ternyata harapan jadi penyesalan Bahagia jadi kecewa Hilang seiring pudarnya lamunan Ternyata khayalan penuh kepalsuan Tapi …. Biarlah ….. Kukan pergi jauh melarikan hati yang runtuh Di celah puing-puing reruntuhan Di dalam derai cucuran duka Ku coba bunuh sunyi Berpuisi lewat getar jemari Kugores namamu, kuukir di tepian sudut Hatiku tuk kuingat sampai purna hayatku Di bawah kuasa cita yang Kudus Aku hanya mencari citraku Juga. Kunanti harapan yang mungkin bersemi Padamu jua cita

Puisi Kenangan (Part 2)

IA YANG BERJUANG Sebuah perjuangan, tentunya selalu berawal Dari titik nadi keprihatinan dan kesengsaraan. Wajah belepotan oleh debu siang dan panas terik natahari yang pekatkan kulit ari Kusam nan lusuh berjalan tanpa daya dan kuasa Panas disiksa dingin terpaksa Dalam arungan pengembaraan jiwa menuju titik jalan tanpa pangkal Mata pun sempit perih tak kuasa melawan Petromak matahari, hanya bekal kaki dan tangan mata ini Tetap terjaga melihat panorama besi yang berlalu lalang Dan bau anyir kemiskinan nan kumuh dan kumal dengan semprotan Parfum polusi industri Sekali lagi manusia itu berucap berjuang Entah apa yang dijuangkan Tembok licin tanpa tangga tetap berusaha ia naiki tanpa alat bantu Tiada kuasa, ia memukulinya dengan tangan Bahkan kepala pun disentakkannya Bertubi-tubi Anekdot takdir apalagi yang terjadi Di depan mataku Sayup-sayup mulai terdengar rintihan lirih bernada sendu Lama terdengar teriakan histeris tiba-tiba mu

Puisi Kenangan (Part 1)

Beberapa hari lalu aku membuka kembali buku agenda waktu Aliyyah (setingkat SMA). Sedikit mengingat kenangan, tiba-tiba aku teringat pusi yang ditulis sahabat karibku dalam buku agendaku untuk kenangan perpisahan. Jadi teringat memori masa lalu kami bersama, berjuang, melakukan hal yang baik dan buruk bersama. Tidak bisa dibilang puisi yang sempuna memang, tapi bagi kami ini adalah karya terbaik (paling saat itu) untuk seorang sahabat. Aku jadi terisnpirasi untuk memposting-nya biar puisi ini bukan cuma bisa aku nikmati sendiri, tapi juga semua sahabatku yang lain, termasuk pengunjung blog ini. Sebanarnya masih ada banyak lagi koleksi puisi dari sahabatku, tapi saat ini bukunya sedang tidak ada di tanganku, mungkin kapan-kapan aku posting puisi yang lain. Atau kalau yang bersangkutan bersedia, aku buatkan blog khusus untuk menampung semua puisinya. Amiiiin. KONTEMPLASI NAN LUSUH Kadang aku berpikir tentang Tuhan Bagaimana manusia mampu tunduk Takluk kepada-Nya Han