Tertegun sejenak saya kembali mengingat beberapa cerita tentang beliau sang Rasul agung, seorang yang telah mengeluarkan kita semua dari kekufuran menuju agama Rahmatan lil 'Alamin. Membawa kita dari kebiadaban moral Jahiliyyah menuju cahaya Akhlaqul Karimah yang merupakan puncak dari panji-panji keagamaan yang dibawa beliau.
Saya teringat cerita bagaimana beliau ketika terlahir, seluruh semesta bersenandung gembira, beliau lahir dalam keadaan makhtunan maqtu' as-Surrah (sudah dikhitan semenjak lahir) dan beberapa keistimewaan lain. Sewaktu beliau beranjak dewasa sampai diangkat menjadi Nabi dan Rasul, banyak sekali keitimewaan-keistimewaan yang lazim disebut sebagai mukjizat bagi beliau. Tangan memancarkan air, batu bertasbih di atas tangan, pohon pun datang sewaktu dipanggil, dan banyak lagi keajaiban yang selalu mengikuti beliau seperti yang diceritakan dalam al-Barzanji, al-Burdah, Simtud Duror, serta berbagai kitab lain, bahkan imam Al-Bushairi berkata "laisa lahu haddun fayu'riba 'anhu nathiqun bi fami" kemuliaan yang tidak akan bisa ditandingi oleh pujian-pujian lisan manusia. Berbagai keajaiban yang membuat saya tenggelam dan hampir lupa bahwa beliau adalah juga seorang manusia.
أنه بشر وأنه خير خلق الله كلهم
Inilah yang hampir saya lupakan, beliau adalah tetap manusia meski beliau adalah ciptaan Allah yang terbaik, seperti yang juga dipelajari dalam Tauhid, selain memiliki sifat wajib dan mustahil beliau tetap memiliki sifat Ja'iz yaitu A'rodul Basyariyyah tingkah laku kemanusiaan. Meskipun terkesan sederhana, bagi saya (anda boleh setuju atau tidak) ini adalah sifat beliau yang paling agung.
Saat kita berbicara tentang Rasulullah yang begini dan begitu dengan kemampuan dan mukjizat yang ini dan itu, dengan segala kesempurnaan khalqi (fisik) dan khuluqi (tingkah laku), akan terbersit dalam pikiran beliau adalah makhluq yang tidak pernah tinggal di bumi, melayang seperti malaikat karena terlalu tinggi untuk dijangkau. Padahal di balik itu, beliau adalah manusia biasa yang tentu saja bisa dan pernah berbuat "salah", sengaja saya beri tanda kutip biar tidak disalah artikan, kesalahan di sini bukan berarti dosa seperti kita, namun kesalahan kecil yang bagi kita adalah hal wajar namun tidak bagi beliau, ingat hasanatul abror sayyiatul muqorrobin (kebaikan bagi orang biasa bisa berarti kesalahan bagi orang istimewa).
Beliau adalah juga manusia yang pernah bercanda tentang surga yang di dalamnya tidak terdapat wanita jelek, bercanda tentang putih-putih dalam mata salah satu shohabat. Beliau juga adalah seorang kakek yang mengajak cucunya bermain kuda-kudaan, bahkan juga pernah ditumpangi oleh cucunya ketika sujud dalam sholat, sehingga harus berhati-hati sewaktu bangkit agar cucunya tidak jatuh.
Tidak berhenti sampai di situ, beliau juga pernah mendapat peringatan dari Allah secara langsung karena lalai akan sesuatu, bahkan peringatan tersebut tercantum dalam Al Qur'an, yaitu ketika beliau diperintahkan untuk berbicara kepada anak angkatnya untuk menceraikan istrinya. Pernah juga mendapat peringatan hanya karena memasang muka masam atas kedatangan seorang shohabat yang buta.
Sekali lagi semua itu menunjukkan bahwa Alah telah mengirim seorang pemimpin yang bukan hanya bersifat "lakum" (untuk kalian ummat manusia) namun juga bersifat "minkum" (termasuk dari kalian sendiri), bukan dari jenis makhluk lain seperti Jin, bukan pula Malaikat, namun benar-benar seorang manusia utuh.
Lalu, apa artinya ini semua? Tentu saja bertambahnya tingkat kemuliaan beliau, kita tidak akan heran ketika ada malaikat yang tiada hentinya bersujud dan tunduk kepada Allah, karena memang tidak di beri nafsu dan rasa bosan, kita juga tidak akan heran kalau suatu ketika malaikat tersebut dapat menundukkan seluruh ummat manusia untuk mengikuti jalannya, karena memang mereka memiliki kemampuan diluar kemampuan kita, tapi ketika semua ketundukan dan kepatuhan itu ada pada seorang manusia biasa yang suka makan dendeng (daging sapi yang dikeringkan), itu merupakan hal yang luar biasa. Benar-benar pantas kalau beliau menyandang julukan :
وإنك لعلى خلق عظيم
Cukup! Bagaimana kalau pada titik ini, kemudian saya mengajak kepada anda semua untuk mengucapkan shalawat kepada manusia bumi yang bernama Muhammad, yang telah dikirimkan kepada kita untuk membebaskan kita semua dari kebuntuan jalan menuju as-shirot al-mustaqim (jalan yang lurus). Betapa agungnya beliau.
فيا ايها الرجون منه شفاغة. صلّوا عليه وسلّموا تسليما
يا ايها المشتقون الى رؤية جماله. صلّوا عليه وسلّموا تسليما
Komentar