Inilah nasib orang yang prematur dalam pemrograman, tidak kuat di konsep, mudah terombang-ambing hasutan developer, suka berpindah-pindah teknologi untuk banyak mencoba, tapi sama sekali tidak ada satupun yang mendalam, bahkan tidak ada yang berhasil dikuasai, hanya melihat di sisi luarnya saja. Tidak seperti programmer beneran yang siap memakai bahasa pemrograman apa saja karena sudah kuat di konsepnya. (sebuah curahan hati)
Mengapa Web Based?
Tidak ada yang memungkiri, perkembangan teknologi web saat ini sangat cepat sekali, terlampau cepat malahan, banyak sekali situs dan berbagai aplikasi on-line yang sangat variatif. Ke depan sering di ramalkan, semua aplikasi komputer nantinya berbasis web dan juga on-line, mungkinkah? Tentu saja, lihatlah Google yang sudah menyediakan aplikasi word
processing dan spreadsheet on-line, berbasis web. Bahkan PhotoShop juga dirilis dalam bentuk on-line, berbasis web.
Banyak sekali permintaan pembuatan aplikasi khusus untuk perusahaan semisal sistem informasi dan sistem pakar berbasis web, karena memang bisa dikatakan lebih murah, hemat resource, lebih mudah diimplementasikan pada jaringan, dan terdengar lebih "keren". Hanya dengan menginstal (atau menyewa) web server dan parser untuk bahasa pemrograman yang digunakan, Aplikasi berbasis web sudah siap digunakan baik untuk komputer stand alone, untuk jaringan, atau bahkan untuk penggunaan secara on-line. Hampir tidak ada tambahan biaya perangkat lunak untuk membuat aplikasi yang dulunya off-line menjadi on-line.
Bahasa pemrograman dan bahasa scripting untuk membangun aplikasi berbasis web pun mulai banyak diburu dan sudah banyak dikuasai. PHP, ASP, JavaScript, JSP, XML, HTML, XHTML, ColdFusion, dan lain-lain, adalah contoh bahasa pemrograman khusus untuk membangun aplikasi berbasis web (meskipun ada juga yang dikembangkan untuk membangun aplikasi desktop seperti PHP-GTK). Bisa dibilang kesemuanya mudah untuk dipelajari, meskipun untuk mempelajarinya secara mendalam tetap saja diperlukan intensitas waktu yang cukup banyak.
Bagaimana dengan Platform Independent?
Java? Ya, mungkin hanya bahasa pemrograman satu ini yang layak dikategorikan dalam bahasa pemrograman yang bersifat platform independent dan dapat digunakan hampir pada semua platform dan sistem operasi. Boleh saja Microsoft mengatakan .NET adalah platform independent dan multiplatform, tapi pada kenyataanya yang saat ini dikembangkan dengan serius hanya project untuk sistem operasi Windows, proyek OpenSource dan multiplatform telah terbengkelai.
Aplikasi desktop mempunyai kelebihan lebih cepat dijalankan juga lebih mudah mengoptimalkan resource yang tersedia pada komputer, dengan sifat platform independent (multiplatform), developer Java tidak perlu merisaukan apakah nantinya program yang sedang dibangun akan dijalankan pada Sistem Operasi Windows, Linux, Solaris, MacOS, atau sistem operasi yang lain, semboyannya "write once run anywhere" tanpa menulis ulang program, bahkan tanpa meng-compile ulang program. Lebih felksibel tentu saja, dan seharusnya juga lebih mudah dipasarkan.
Kenyataanya programmer Java termasuk orang yang sangat berharga dan sangat banyak dicari oleh para pengembang software, karena memang saat ini Java termasuk dalam high market dunia pemrograman. Tiga versi Java J2SE untuk aplikasi desktop, J2EE untuk aplikasi web, dan J2ME untuk aplikasi mobile, semakin menguatkan kesan Java memang benar-benar multiplatform, dan juga Java adalah masa depan pemrograman. Bahkan ada ramalan di masa depan Sistem Operasi akan berjalan di atas Java Virtual Machine (JVM) sehingga aplikasi akan berjalan lebih compatible. Mungkinkah? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Ada Apa dengan Microsoft Oriented?
Anda boleh mengatakan, ini adalah paling tidak fleksibel dan mungkin dengan kelebihan yang paling terbatas dibandingkan dengan dua model aplikasi di atas (web based, dan platform independent). Tentu saja, Microsoft oriented berarti aplikasi dikembangkan dengan tool yang dibuat oleh Microsoft, dan hanya berjalan dengan baik pada platform (sistem operasi) yang dibuat oleh microsoft, add on-nya pun menunggu support dari Microsoft. Contohnya tentu saja paket Visual Studio .NET yang saat ini sedang dikembangkan dengan serius oleh Microsoft dengan ambisinya "orang awam pun bisa membuat program". Atau boleh saja Tool pemrograman tidak menggunakan buatan Microsoft, tapi aplikasi hasil compile-nya hanya berjalan di Microsoft Windows karena berbentuk *.exe atau *.dll, untuk pemrograman tertentu pun masih menunggu support add on dari Microsoft, contohnya adalah menggunakan Delphi, IDE berbasis Object Pascal milik Borland.
Lalu mengapa model pembuatan aplikasi seperti ini diperhitungkan oleh pasar, padahal hanya di-back up oleh satu persahaan, yaitu Microsoft? Tak bisa dipungkiri, dengan sistem operasi Windows-nya dan aplikasi kantor Microsoft Ofice-nya, Microsoft telah menguasai sebagian besar pasar perangkat lunak di dunia. Banyak sekali persepsi (terutama pengguna awam di Indonesia), komputer adalah Microsoft Windows itu sendiri kemudian dilengkapi Microsoft Ofice. Kalau salah satu perangkat lunak tersebut tidak ada dalam satu komputer, mereka dengan sedih mengatakan "komputerku rusak".
Lagipula sebagian besar perusahaan software raksasa dunia juga lebih suka mengembangkan aplikasi berbayar yang berjalan di sistem operasi Windows, daripada membuat aplikasi open source untuk Linux, atau Solaris, alasanya tentu saja punya prospek pasar yang lebih baik. Macromedia, Adobe, Corel, bahkan Borland mengembangkan banyak sekali aplikasi yang sudah familiar oleh pengguna yang berbasis Windows, sebut saja PhotoShop, Flash, CorelDraw, Dreamweaver, Delphi, dan banyak lagi aplikasi lain yang sudah familiar di telinga pengguna komputer. Jauh lebih familiar daripada aplikasi yang berjalan di sistem operasi Linux seperti OpenOfice Draw, NVu, GIMP, Lazarus, atau Blender.
Dengan begitu, kalau memang alasanya mengejar market, maka pemrograman Microsoft Oriented dengan menggunakan Visual Basic, Delphi, C#, Foxpro, dan lain sebagainya, merupakan pilihan yang cukup menjanjikan. Karena memang client (terutama pengguna awam) lebih senang memanfaatkan kelebihan "lebih familiar" daripada tawaran "multipaltform" dan lain-lain. Kalau hanya butuh program yang cukup berjalan di Windows, mengapa harus bersusah payah menggunakan program yang multiplatform, toh yang terpenting program berjalan dengan baik, dan tugas juga terselesaikan, urusan lisensi atau bajakan, itu mah nomor ke sekian...........................................
Komentar